Belakangan, kamu merasa mulai bimbang? Aku tahu meski kamu tidak memberi
tahu. Sstt… diam-diam hatimu itu mampir
kesini lalu membisikkan apa yang tengah ia rasa.
Untukmu yang sedang berhijrah.
Melajulah degan kesabaran dan keyakinan. Yang perlu kita lakukan bukan
melupakan atau meninggalkan apa yang telah terjadi (lagipula itu terdengar
sulit, bukan?). Kita cukup berdamai. Menerima. Ikhlas. Toh sekelam apapun masa
yang telah terlewat itu, ia tetap telah terjadi. Atau jika pun ia tidak
sebegitu kelam, pun ia juga telah terjadi. Tidak ada yang berbeda dari masa
lalu setiap manusia: masa lalu telah tertinggal jauh di belakang.
Untukmu yang sedang berhijrah.
Aku tahu, boleh jadi ada satu-dua kerinduanmu pada masa yang telah lalu.
Adakah itu sebuah masalah? Kurasa tidak. Lagipula rindu adalah hal yang wajar
bagi manusia; kecuali jika sudah berlebihan dan melampaui batas. Tapi
bersyukurlah, karena hatimu masih memiliki sensor yang baik. Ia cukup pandai
untuk menyadari mana yang baik dan yang buruk, meski kadang agak labil jika
dihadang oleh satuan nafsu duniawi.
Untukmu yang sedang berhijrah.
Ada batas yang jelas antara berdamai dengan melupakan. Jika selama ini
kamu masih mengandalkan “lupa” sebagai senjata, maka saatnya berdamai. Kalau
ada yang megatakan bahwa kamu berubah, biar aku beritahu, bahwa sungguh kamu
tiada berubah. Kamu hanya sedang berproses. Hei, berproses adalah sebuah
keniscayaan. Orang yang beruntung adalah ia yang beproses menjadi lebih baik
dari hari ke hari. Bukankah begitu?
Untukmu yang sedang berhijrah.
Maka terimalah apa yang telah kamu lalui selama ini dengan lapang. Pun
terimalah komentar-komentar negatif dari dunia, termasuk dari dirimu sendiri.
Iya, dari dirimu sendiri –yang terkadang ia jahil
membisikkan kepadamu kalimat semacam ini; “Kenapa harus berubah? Kayak kemarin-kemarin,
kan kamu juga bisa berbuat baik sama banyak orang. Bisa banyak teman juga.”
Untukmu yang sedang berhijrah.
Ada kabar baik yang patut kita syukuri. Bahwa segala sesuatu adalah
punyanya Allah. Termasuk diri kita dengan segala turunannya, termasuk orang lain,
alam semesta, hal-hal abstrak, sampai hal-hal yang konkret, semuanya adalah
milik Allah dan di bawah kekuasaan-Nya. Lalu terhadap hati yang mungkin bimbang, terhadap masa lalu yang membayang, pun terhadap masa depan yang masih di awang, sudah saatnya ia diberserahkan pada yang Mahakuasa. Jika memang niat yang ada hanya untuk-Nya, mustahil Dia tidak memberikan jalan bagi kita.
Untukmu yang sedang berhijrah,
Melajulah dengan segenap yakin. Bukan yakin atas dirimu, melainkan yakin kepada Rabb-mu.
Sawarna, 2012 |
Kota Hujan, 10 Ramadhan 1437 H
Allahu Musta'an.. jazakillahu khoiron :')
ReplyDeletewajazakumullahu ahsanal jaza :)
Delete