Aku duduk di bangku gedung rektorat. Di hadapanku, berjarak sekitar 10 meter, berdiri tegak sebuah pohon rindang. Hijau. Sejuk. Tenang. Membayang-bayangi satu kesatuan rumput di bawahnya.
Pembacaku yang baik,
Kamu pernah, merasakan keinginan untuk kembali tidak tahu apa-apa? Kadang, melihat pohon menjadikan aku berfikir akan betapa bodohnya aku. Aku memilih untuk jadi manusia, dan menyanggupi titah Tuhan tuk' jadi khalifah. Rasa-rasanya, akan jadi lebih mudah jika aku hidup menjadi pohon saja, bukan? ia bertasbih sepanjang waktu.
Ah, aku cemburu.
Kota Hujan, 18 Mei 2016
***
Tulisan di atas dibuat pada pertengahan bulan Mei 2016. Lalu pada tengah menuju akhir Juni; satu setengah bulan kemudian, saya membaca dua ayat ini:
Allah SWT berfirman:
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat Al Hadid ayat 1).
تُسَبِّحُ لَه‘ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَاَلْأَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّ 4 وَإِنَّ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَاكِنْ لاَ تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْ إِنَّه‘ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Surat Al Isra ayat 77).
Bukan, bukan cuma pohon. Melainkan manusia juga senantiasa bertasbih kepada-Nya; melainkan diri juga senantiasa bertasbih kepada-Nya. Sekian banyak sel dalam tubuh, semuanya bertasbih. Lalu apakah akal dan hati ini cukup tega untuk menyalahi fitrah tersebut?
Batavia, 23 Ramadhan 1437 H
Kebun Raya Bogor, 28 Desember 2010 (Foto oleh Gerak Parabolang) |
No comments:
Post a Comment