Jadi, dua hari yang lalu (3 Agustus 2013), saya hang out bareng kakak. Bermodalkan izin jalan-jalan ke Gramedia, niat nyari buku. Meski pada akhirnya, gak jadi juga ke Gramedia (di Senayan adanya Kinokuniya sama Gunung Agung). :D
Buku yang saya incar hari itu adalah terbitan mizania karya Ustad Felix Siauw dan Emeralda Noor Achni yang berjudul Yuk, Berhijab! (sebuah buku terobosan sekali menurut saya, karena berani hadir di tengah-tengah gempuran buku fashion hijab yang merajalela beberapa waktu terakhir).
Yang ingin saya bagikan disini adalah percakapan-percakapan singkat saya dengan seorang bule Amerika nonislam yang berperan sebagai temannya kakak saya. Sebut saja dia ini Josh. Lebih sopannya, Mr. Josh (well, usianya sudah terbilang tiga puluh tahun ke atas. Meski awalnya saya kira dia tidak setua itu karena tingkah lakunya yang bisa dibilang 'muda'. Hha).
Pertama kali bertemu si Josh ini, ketika selesai naik eskalator. Lantas kami bertiga menuju satu toko buku kecil yang menyediakan buku-buku impor dari luar negeri. Disana percakapan saya dengan si Mr. Josh ini bermula.
Ri..?Ri-risYa, Riris. Cari buku apa? (Mr. Josh bisa bahasa Indonesia sedikit-sedikit.)Ng.. cari-cari aja dulu kali ada yang cocok nantiOoh..Udah dari tadi di sini?Tidak, tadi aku ke...
*cut. itu awal perbincangan saya dengan dia. Selebihnya saya lupa dia ngomong apa. Haha*
Bagian serunya jelas bukan disitu (apa pula pentingnya percakapan di atas, haha). Jadi, di sini saya hendak berbagi tentang percakapan-percakapan yang menurut saya menarik saja. Begini.
Percakapan I
Waktunya shalat Zuhur, dan segera mencari tempat shalat. Di tengah perjalanan, Mr. Josh bergumam
Kalau solatnya telat, memang kenapa?Rugii *jawab saya seadanyaRugi?Iya, disadvantage, JoshOoh...
Yup. Kalau shalat kita ditunda-tunda; telat, sejatinya kita merugi. Ingin saya bicara panjang lebar memberi kabar ke Josh tentang hal ini. Tapi saat itu kosakata saya masih sedikit sekali. (kebiasaan kalau pertama kali ketemu orang baru. Apalagi orang asing. -.-) Logikanya begini. Kita janjian dengan seorang teman untuk bertemu. Untuk menghadiri sebuah acara yang akan diadakan dari jam 9 sampai jam 12 misal. Jika kita berdua hadir jam 9, tentu banyak isi acara yang bisa kita nikmati. Lah kalau jam 12 baru datang? apa coba yang kita dapat, paling tinggal menyaksikan acara penutupan. :D
Soal shalat ini seringkali jadi sederhana sekali, bisa juga kita analogikan dengan menonton film di bioskop. Kita sudah beli tiket mahal-mahal, lantas dengan sengajanya kita hadir di detik-detik terakhir; hanya melihat ending filmnya saja. Rugi, bukan? that's it. :)
Percakapan II
Riris, selalu pakai rok? *nunjuk rok sayaEh? nggak kok, cuma seringOoh sering. Sulit kalau naik motor?Nggak kok, kan pakai celana panjang juga meski pakai rok :DOoh, tidak panas?Enggaaaa. *beneran Mr, ini tidak panas sama sekali, hha
----------usai dari Kinokuniya kalau gak salah----------
Banyak orang yang beranggapan pakai rok itu merepotkan, apalagi rangkap celana panjang. What? terus roknya buat apaa mending pakai celana panjangnya aja kan -.- tidak sedikit yang berfikir seperti itu. Saya sendiri mulai sering menggunakan rok setelah sekolah di Madrasah Aliyah yang kece abis. Sebelumnya, rok itu insidental sekali. Berangkat ke sekolah, atau acara buka bersama saat Ramadhan. Yup, insidental. Dan saya mulai membiasakan diri setelah duduk di bangku Aliyah, sampai saat ini. Panas? tidak sama sekali! percaya deh :D bahkan menggunakan rok itu lebih enak dan nyaman. Lebih asik buat asik-asikan (apa ini maksudnya? haha). Makanya, untuk para perempuan cobain aja, biar tahu sensasinya. Hhe.
Percakapan III
Karena di Kinokuniya Yuk, Berhijab! belum ada stoknya, maka kami menuju Gunung Agung yang berarti harus nyebrang, menuju plaza sebelah. Di tengah jalan raya, di mana zebra crossnya tidak (terlalu) berfungsi kalau gak ditemenin pak polisi, Mr Josh ini mengomentari lagi.
Itu topi buat apa? *nunjuk ciput topi yang saya kenakanYaa, pakai aja (saya menjawab sekenanya, bingung mesti bilang apa)
dan kakak saya pun angkat bicara
Jadi, kalau cewek pakai jilbab itu caranya beda-beda. Tergantung orangnya nyamannya gimana. Kalau kayak gue ini kan gak pakai yang topi itu, kalau Riris pake, soalnya dia nyamannya begitu.Pasti buat gaya. Kalau perempuan pakai pakaian itu pasti untuk bergayaEnggak kok, kalau gue pake pakaian karena gue merasa nyaman aja. Bukan buat gaya.
Saya diam disana. Nyengir doang. Hha
Bagaimana menurut Anda? soal bergaya ini. Saya tidak setuju sekali dibilang perempuan kalau pakai pakaian pasti buat bergaya. Hha. Kalau seperti yang kakak saya bilang; merasa nyaman, it's okay lah. Saya setuju. Merasa nyaman. Dan yang paling penting, kita sebagai muslimah, harusnya merasa nyaman dengan pakaian yang sesuai dengan tuntunan syariatNya. :) Semoga kita demikian, saudari-saudari. Aamiin.
Percakapan IV
Sampai di Gunung Agung, dan saya bahagia sekali karena menemukan Yuk, Berhijab! tersedia di sana -dan stoknya yang terlihat tinggal satu buah; meski ternyata masih bayak tersimpan di rak buku belakang- kami bertiga berpencar. Lantas tahu-tahu saya berpapasan dengan Mr. Josh ini di bagian buku-buku enterpreneurship.
Riris, itu buku gambar atau bacaan? *menunjuk Yuk, Berhijab! yang warnanya ungu-pink ngejrengOh ini buku bacaan kok *antusias, menyodorkan buku tersebut ke arah Josh
Dan saat itu saya tidak tahu mesti bilang apa. Makanya, saya keliling-keliling dulu, meninggalkan si Josh dengan buku Yuk, Berhijab! di tangannya. Selang beberapa lama, saya kembali, lantas mencoba membuka percakapan.
Kenapa? mau ikutan berhijab juga? hhe *pertanyaan iseng melihat Josh yang kayanya serius sekali membaca cover belakang Yuk, Berhijab!
Ini buku seram, ada pocongnya *nunjuk gambar pocong di bagian belakang. Dan sukses bikin saya ketawa. Asli. Haha
Jujur, saya bingung mau jawab apa. Mengingat perbedaan kepercayaan, ditambah rasa takjub bagaimana bule Amerika ini mengerti yang namanya pocong. Hhe.
Kakak saya tahu-tahu datang. Josh kembali bergumam melanjutkan komentarnya tadi.
Memangnya, kalau tidak berhijab hidup jadi sengsara?
-dan tidak ada yang menjawab. Saya dan kakak sama-sama ketawa saja. Entah menertawakan hal yang sama, atau lain-
Kalau tidak berhijab, hidup jadi sengsara? cek lagi pertanyaan si Josh ini, Menurut saya, jawabannya: Iya. Sengsara, lebih tepatnya merugi sekali. Rasanya kalau gak berhijab itu, apa ya... Nng, nggak keren! Hhe 8) Bagaimana, Anda punya pendapat?
Percakapan V
Dan siang itu saya membeli dua buah buku pada akhirnya. Yuk, Berhijab! dan sebuah buku, juga terbitan mizania, karya Irfan Amalee (saya baru dengar nama ini, jujur saja) yang berkisah tentang perjalanan para insan pemburu beasiswa. Semoga bisa memacu semangat saya yang bulan depan Insya Allah akan mulai menjadi mahasiswi. Aamiin. :)
Usai dari Gunung Agung, kami bertiga mampir duduk di pinggiran keramik air mancur di dalam plaza. Yang menarik, sementara kakak saya membuka buku karya Irfan Amalee, si Mr. Josh ini semangat sekali membuka segel buku Yuk, Berhijab! -dan mulai membacanya, dari halaman pertama-. Nice. Anda bisa lihat ekspresinya;
Terlihat sangat tertarik -setidaknya di foto ini- -.- membuat saya dan kakak saya takjub. Rasanya ajaib sekali melihat seorang bule nonislam antusias membaca buku bernadakan Islam, ditambah judulnya Yuk, Berhijab! Haha. Mr Josh tidak sembarangan membacanya. Dia menanyakan beberapa kosakata bahasa indonesia yang agaknya sulit dimengerti, terutama bahasa serapan. Fitrah? gamblang? mahram? taqwa? Beberapa kali kami berdua -saya dan kakak- mencoba memberi definisi yang kiranya mudah dicerna. Diam-diam saya berharap sekali dia mau membaca buku itu sampai habis. :D beberapa halaman, dan dia mulai melongkap-longkap bacaannya.
Sampai di situ, selanjutnya kami pulang. Ber-sayonara di jalan depan mall, dan berpisah. Mr Josh hendak menuju Tanah Abang, berjumpa dengan beberapa kawannya. Sementara saya dan kakak menuju hunian; rumah. Sebenarnya masih ada percakapan-percakapan yang saya rasa unik dan menarik; memunculkan pemikiran-pemikiran baru dalam kepala saya. Seperti tentang bagaimana bule di Indonesia begitu dilayani-dihargai tak seperti orang pribumi. Yah, pantas saja bangsa kita terkenal ramah di mata dunia. Atau tentang bagaimana penjualan buku di Amerika yang tiada bersegel plastik (dan hal ini membuat saya heran bagaimana buku-buku yang dijual masih tetap baik kondisinya meski tidak dibungkus plastik. -.-). Beberapa kali juga, Mr. Josh menanyakan tentang sekolah saya. Tentang cita-cita, jurusan, dan kenapa memilih tempat menuntut ilmu yang jauh dari rumah. Tapi yang saya angkat di sini adalah sisi yang telah saya ceritakan di atas. Tidak merasa anti untuk mengetahui tentang ajaran agama lain yang tidak dia anut. Sekiranya sebagai muslim, kita bisa bertindak demikian. Tahu itu perlu. Karena tidak lucu sekali jika kita fanatik akan suatu agama, tapi tanpa disertai alasan-alasan yang mendukung. Kita perlu tahu. Maka bentengi dengan ilmu yang disempurnakan iman. Maka berbuat dengan disertai keyakinan. Islam itu rahmatan lil alamin. Maka sekarang tentang bagaimana kita sebagai yang menjalaninya, sebagai seorang muslim, menyiarkan Islam itu. Memaksimalkan rahmatan lil alamin itu. :D
Semoga bermanfaat. Jazakumullah Khairan Katsiir. :)
kereeeeeen...haha
ReplyDeletebecause we are COOL in our own way..
*toast to kahilya
Deleteyes we are 8)
Senang bertemu dengan anda, Riris ! :D
ReplyDeleteTapi saya mau kasih tau kepada dunia blog ini bahwa saya gak pakai kata "sengsara" di percakapan di atas karena saya baru mencari kata ini di kamus. :D Sebenarnya, bahasa saya lebih rapi di peringatan Riris daripada realitas. Dan ada banyak kata di blog ini yang saya harus hafalkan . Jadi, terima kasih untuk pelajaran bahasa indonesianya, Riris. :D
Saya mau tambah sedikit sekarang karena ada lebih banyak waktu untuk berpikir dan mengatur bahasa Indonesia saya yang jelek (dan karena ada kamus di sini juga)! Ada kesalahan komunikasi dengan pakaian perempuan, tapi itu gak penting. Yang penting, menurut saya, adalah buku ini Hijab Yuk! Saya sudah pasti bukan ahli agama Islam meski saya sudah membaca beberapa pasal – tapi semuanya dalam bahasa inggris bukan bahasa arab . Jadi saya bisa mengerti bahwa hijab itu adalah kewajiban untuk perempuan. Kita tidak setuju tentang hal ini, tapi alasannya sudah jelas. Saya tahu bahwa perempuan islam pakai hijab karena mau ikuti perintah Allah. Saya sangat menghormati orang yang coba ikuti Allah.
Tapi buku itu buat saya frustrasi banget karena mendukung kepercayaan hijab ini dengan alasan yang lain. Nah, saya sudah bilang, saya gak ahli agama islam, jadi saya tidak ada pendapat tentang percakapan buku ini mengenai agama islam. Tapi termasuk dengan penjelaskan agama islam, buku ini berisi banyak alasan budaya tentang budaya yang ada di luar negera islam dan dari agama kristen. Dan tentang budaya-budaya ini dan agama kristen, saya sudah tahu karena saya dari sana :D Soalnya begini, ada banyak alasan yang bohong atau palsu.
Misalnya, begini. Buku ini sama sekali gak mengerti feminisme. Feminisme hanya punya satu tujuan. Begini, perempuan seharusnya diberi kemerdekaan, kesempatan, dan pendidikan sama dengan laki-laki. Itu aja. Jadi ada orang feminisme yang cuma jaga anak dan ada yang kerja. Ada yang pakai hijab atau pakaian yang sangat sederhana dan ada yang pakai bikini. Tapi kegiatan feminisme begini ... Siapa harus memilih untuk perempuan? Perempuan sendiri ? Atau masyarakat? Atau seseorang laki-laki?
Buku ini menyalahkan feminisme untuk perempuan yang kerja, tapi sebenarnya, sebabnya beda. Perempuan mulai kerja jauh sebelum ada hal "feminisme". Perempuan mulai kerja setelah mereka diberi hak pendidikan. Kalau ragu, coba lihat Iran atau Indonesia. Ada banyak perempuan yang pakai hijab dan sangat taat, tapi masih gak mau cuma jaga anak karena mereka ada pendidikan. Kalau mau perempuan tidak kerja, hilangkan hak ini kayak Afganistan sekarang (atau Amerika di abad ke-18-an).
Jadi, pendapat saya, seseorang bisa percaya setiap hal tentang agama muslim di dalam buku ini. Tapi, kalau ada penjelasan apapun tentang budaya barat atau agama/kepercayaan kristen, tidak bisa dipercaya.
Hijab itu wajib
ReplyDeleteseperti wajibnya sholat dan shaum Ramadhan
promo dikit
tulisancampernik.blogspot.com
terimakasih atas komentarnya Mr. Josh :)
ReplyDeleteI really appreciate it..
izinkan saya menyampaikan beberapa hal terkait komentar Mr. Josh
dan semoga hal ini memberikan kebaikan dan manfaat
1. dalam Islam, wanita juga dibolehkan untuk bekerja, tidak dilarang sama sekali. Artinya hukum wanita bekerja dipandang "boleh" bagi wanita. Pilihan saja.
dan saya tidak menyalahkan feminisme atas perempuan yang bekerja
yang saya garisbawahi di buku #YukBerhijab adalah bahwa praktek-praktek agama kristen (especially in dark ages)yang sangat-sangat merugikan wanita, dan terkesan seolah-olah agama adalah bagian untuk mempertahankan dominasi kaum lelaki atas wanita.
wanita dilarang belajar dan ambil bagian dalam ritual agama, dihukum karena tuduhan penyihir (witches), tidak dianggap dalam masyarakat dan sebagainya.
Hal-hal semisal ini yang akhirnya membuat wanita menuntut kesetaraan antara kaum lelaki dan kaum wanita. itulah feminisme
adapun kesetraan antara lelaki dan wanita dalam kehidupan sosial, justru Islam yang menggagasnya, dan memperkenalkannya ketengah-tengah publik :)
Alhamdulillah.. All Praise to Allah..
2. yang saya kritik di buku #YukBerhijab selain itu adalah bahwa feminisme yang awalnya berasal dari barat, karena ketidakpuasan mereka pada agama kristen dan budaya barat yang menempatkan wanita tidak semestinya, lalu itu dipakai untuk menyalahkan bahwa wanita juga diperlakukan tidak setara dalam agama lain, misalnya Islam
dan akhirnya praktek-praktek Islam dianggap "tidak adil" pada wanita
padahal yang terjadi justru sebaliknya, kegiatan feminisme yang awalnya ingin menyetarakan kaum lelaki dan wanita, justru akhirnya 'kebablasan' (sorry, Mr. Josh harus buka kamus lagi :D) dan akhirnya membuat wanita tidak lagi sesuai dengan fitrahnya :)
misalnya tentang working mom vs full-time mom yang sampai sekarang masih jadi perdebatan di barat, yang akhirnya memunculkan anti-feminisme :)
3. after all, Islam memandang kaum lelaki dan wanita itu sama dalam ketaatan (obedience) kepada Allah. Namun memang Allah berikan mereka cara-cara yang berbeda karena memang mereka berbeda.
Islam pun agama pertama yang memberi wanita kesempatan seluas-luasnya kepada wanita untuk dididik dan mendidik, mempekerjakan dan dipekerjakan, berkarya dan dikaryakan.
hanya saja semua tidak menyalahi fitrah mereka, yaitu sebagai ibu dan pengelola rumah tangga :)
If you have something in mind
don't hesitate to ask or maybe meeting me :D
sincerely
Felix Siauw :)
NB: beberapa definisi feminisme dan kaitannya dengan agama dan budaya barat, mungkin bisa dibaca di >> http://en.wikipedia.org/wiki/Feminism
Ustad felix punya waktu jg buat ngasih komen ya.. Smuanya mmg perlu klarifikasi.. Ganbatte ustad
DeleteGreat story.. N great explanation to Ustadz Felix :)
ReplyDeletelucu, saya ketawa-ketawa sendiri bacanya.
ReplyDeletebagus ... :D
Riris sudah keren yah sekarang? ^^
ReplyDeleteSeumur jagung padahal. Tapi sudah menggemparkan begini.
Teruskan, Ris!
*ayo terus produktif, anak muda! (y)
storynya great banget dah hehe maju terus anak indonesia! buat mr. Josh "dateng sono temuin ust. Felix sekalian kenalan (mumpung diundang) orang mh susah mo kenalan jga hehe peace ah :D
ReplyDeleteWuiiihh.. D tunggu cerita mr josh setelah ketemu ust. Felix.. Udaaah,, ketemu aja.. Susah lho dpt waktunya..
ReplyDeleteMantaaaap. Lanjutkan yaa..
ReplyDeletenice to meet you too, Mr.Josh :D
ReplyDeletemakasih Ustad Felix, sudah meluangkan waktu jawab langsung disini :)
Alhamdulillah, semoga bermanfaat
semangat! :D
wah keren nih postingannya, nice comment Mr. Josh, nice comment Ustadz Felix, nice post Riris..
ReplyDeletesemoga semakin menginspirasi blognya nih, amiin..
terimakasih atas komentar Ud. Felix :)
ReplyDeleteMaafkan lagi bahasa indonesia saya yang kurang pas dan jawaban yang terlambat sekali. Tapi saya mau menjawab secara jujur dan dengan keadilan. Dan saya mau bahasa saya dikoreksi oleh beberapa teman yang perempuan indonesia (terima kasih Zahra dan Ilsa!)
Memang, ada kenyataan yang benar sekali yang ditunjukkan Ud. Felix
Ud. Felix berkata "yang saya garisbawahi di buku #YukBerhijab adalah bahwa praktek-praktek agama kristen (especially in dark ages)yang sangat-sangat merugikan wanita, dan terkesan seolah-olah agama adalah bagian untuk mempertahankan dominasi kaum lelaki atas wanita." Itu memang benar. Memang ada praktek-praktek di negara kristen yang sangat merugikan wanita pada waktu itu.
Tapi, ada kesalahan yang parah juga dalam komen-komen Ud. Felix. Misalnya, kalimat ini
"wanita dilarang belajar dan ambil bagian dalam ritual agama, dihukum karena tuduhan penyihir (witches), tidak dianggap dalam masyarakat dan sebagainya."
"Dark Ages" memalukan sekali untuk budaya barat dan agama kristen. Karena itulah disebut "hitam". Ada banyak kesalahan. Tapi, itu sama sekali tidak bisa dipakai untuk membuktikan apa yang dikatakan oleh Mr. Felix. Mari kita belajar bersama tentang masa buruk ini.
Tuduhan dari Ud. Felix - "Wanita dilarang belajar"
Kenyataan - Di masa "Salem Witch Trials", 65-75% dari kaum perempuan bisa membaca dan menulis di Amerika. Sementara itu, cuma 75-85% kaum lelaki yang bisa membaca dan menulis. Meskipun Amerika di masa ini sangat miskin, tapi persentase perempuan yang bisa baca dan tulis sama dengan persentase di Iran dan Iraq yang sangat kaya saat ini. Kenapa tingkat melek huruf di New England di 1700an sudah mencapai 65-75%? Masyarakat kristen beralasan "sangat penting bahwa perempuan bisa membaca alkitab."
Tuduhan dari Ud. Felix - "Wanita dilarang ambil bagian dalam ritual agama"
Kenyataan - Orang kristen selalu menyembah Allah bersama-sama, tanpa dipisah-pisah tempatnya. Perempuan bisa berdoa sama lelaki, perempuan bisa belajar dari pendeta dengan lelaki. Perempuan bisa mengajar tentang agama kepada perempuan yang lain dan kepada anak-anak. Hanya ada dua upacara di agama kristen, perjamuan dan baptis (disebut permandikan juga) . Perempuan boleh dan harus melakukan dua-duanya. Perempuan juga dianggap orang kudus (orang yang dianggap sangat suci dan dapat menjadi contoh bagi umat kristen lainnya) di masa ini. Memang, belum ada kesetaraan, tapi perempuan adalah bagian yang penting di gereja dan hidup beragama. Untuk lebih banyak informasi, cek wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Women_in_Church_history
Tuduhan dari Ud. Felix- Wanita "dihukum karena tuduhan penyihir"
Kenyataan - Memang, ada banyak tuduhan penyihir. Walaupun ada banyak wanita yang dituduh, tapi hampir 30% dari orang yang dihukum adalah lelaki. Dan walaupun, ada banyak lelaki yang menuduh, lebih dari 40% penuduh adalah orang perempuan. Jadi, kita bisa melihat bahwa ini masa yang sangat gila dan tidak adil. Tapi tuduhan penyihir tidak dipakai oleh lelaki untuk mendominasikan wanita. Di beberapa negara lebih dari 60% orang yang dihukum adalah laki-laki. Briggs, 'Witches & Neighbors: The Social and Cultural Context of European Witchcraft', (1998)
(selanjutnya)
ReplyDeleteUd. Felix berkata "Hal-hal semisal ini yang akhirnya membuat wanita menuntut kesetaraan antara kaum lelaki dan kaum wanita. itulah feminisme"
Saya sangat tidak setuju kalimat ini. Seseorang harus berpikir tentang sejarah budaya barat agar mengerti. Saya akan beri versi yang singkat sekali. Di negara kristen, ada beberapa "fitrah" yang dipakai di masa dulu untuk mempertahankan dominasi suatu kaum atas kaum lainnya. Semua hal ini dilandasi oleh berbagai faktor, tapi saya menganggap pendidikan yang terpenting. Jaman dahulu, di negera-negera eropa yang kristen ada kepercayaan bahwa ada dua fitrah, satu untuk orang-orang keturunan raja dan satu lagi untuk orang yang bukan keturunan raja. Budaya ini memandang kaum "raja" dan "orang biasa" itu sama dalam ketaatan kepada Allah. Namun, menurut mereka memang Allah berikan mereka cara-cara yang berbeda karena memang mereka diciptakan berbeda. Kaum raja ditakdirkan untuk memerintah dan mendapatkan pendidikan yang layak. Sedangkan, kaum "biasa" sebaliknya. Tapi, di masa Renaissance, lelaki dalam kaum "biasa" baru mulai menerima pendidikan yang layak. Setelah kejadian ini, lelaki "biasa" tersebut mulai mengambil secara pelan lebih banyak hak manusia. Setelah orang biasa belajar membaca, mereka menemukan di alkitab kristen bahwa tidak ada pembagian fitrah. Setelah ini, hak manusia diperluas untuk lelaki tersebut. Tapi masih ada dua fitrah lagi di anggapan masyarakat, orang berkulit putih dan orang berkulit hitam. Mereka yakin bahwa dua kaum itu diciptakan berbeda oleh Allah karena kelihatan sangat beda. Orang berkulit putih ditakdirkan untuk punya kemerdekaan, kekayaan dan memerintah. Sedangkan orang berkulit hitam ditakdirkan untuk bekerja sebagai budak. Tapi, orang kristen tidak bisa menemukan kepercayaan ini di alkitab. Alkitab mengatakan bahwa semua orang diciptakan setara oleh Allah. Orang kristen (bersama dengan beberapa orang yang lain) berusaha keras selama ratusan tahun supaya orang yang berkulit hitam bisa menerima hak-hak yang sama dengan orang berkulit putih. Selanjutnya, hal serupa terjadi kepada wanita. Wanita ditakdirkan untuk melahirkan, membersihkan rumah, dll. Sedangkan lelaki ditakdirkan memerintah, bekerja, dll. Di 1900an perempuan menerima hak vonis setelah 50 tahun berusaha untuk penyetaraan hak. Tapi butuh 60 tahun lagi untuk menerima kesetaraan hak yang benar di Amerika. Setelah begitu banyak tahun berusaha melawan ketidak-adilan di masyarakat barat, mereka mulai mencari ketidak-adilan di masyarakat yang lain. Misalnya, adat kuno di India mewajibkan istri dibunuh ketika suami mati. Perempuan-perempuan barat berpikir bahwa perempuan tahu apa saja ketidak-adilan bagi mereka. Pokoknya, feminisme dibolehkan oleh agama kristen, tapi tidak disebabkan oleh masalah-masalah dalam agama kristen. Feminisme tidak bisa dipisahkan dari sejarah barat.
Nah, yang saya ceritakan ini lebih tepat meskipun belum lengkap tentang hak feminisme di masyarakat barat. Sekarang, mari kita berpikir tentang kalimat ini
Ud. Felix berkata "Islam pun agama pertama yang memberi wanita kesempatan seluas-luasnya kepada wanita untuk dididik dan mendidik, mempekerjakan dan dipekerjakan, berkarya dan dikaryakan."
ReplyDeletedan "feminisme yang awalnya berasal dari barat, karena ketidakpuasan mereka pada agama kristen dan budaya barat yang menempatkan wanita tidak semestinya, lalu itu dipakai untuk menyalahkan bahwa wanita juga diperlakukan tidak setara dalam agama lain, misalnya Islam dan akhirnya praktek-praktek Islam dianggap "tidak adil" pada wanita"
Kita sudah membaca tentang masa yang sangat memalukan untuk agama kristen. Sekarang mari kita berpikir tentang masa kini. Saat ini, apakah perempuan yang feminist menganggap semua agama tidak adil? Tidak. Ada ribuan orang feminist yang beragama kristen. Tapi hampir semua feminist menganggap agama Islam dan negara islam tidak adil pada wanita?
Mereka bertanya, "Di mana tingkat melek huruf perempuan paling buruk?" Kalau tingkat melek huruf paling buruk ada di negara-negara paling miskin, itu masuk akal. Mereka tidak ada sumber untuk menyedidikan anaknya. Tapi melek hurufnya perempuan tidak paling buruk di negara-negara paling miskin. Tujuh negara dengan nilai melek huruf perempuan yang paling buruk di dunia adalah negara muslim semuanya. Dan 20 dari 28 negara yang paling buruk bagi perempuan adalah negara muslim. Baca aja
United Nations, "The World's Women: Trends and Statistics" http://unstats.un.org/unsd/demographic/products/Worldswomen/WW2010pub.htm
World Economic Forum, "The Global Gender Gap"
http://www.weforum.org/issues/global-gender-gap
Laporan ini menceritakan kenyataan saja tentang kesehatan dan pendidikan tanpa agenda politik atau agama. Tidak ada kenyataan yang diartikan. Tapi kalau mau membaca artikel yang menjelaskan sebab-sebab nilainya, baca di sini. http://www.cnsnews.com/news/article/statistics-show-women-fare-badly-muslim-countries-un-official-says-critics-are
Saya mau berkata bahwa orang feminist bilang bahwa negara Islam tidak adil bagi perempuan karena perbedaan seperti yang didiskusikan artikel tersebut.
Ud Felix berkata "Islam pun agama pertama yang memberi wanita kesempatan seluas-luasnya kepada wanita untuk dididik dan mendidik, mempekerjakan dan dipekerjakan, berkarya dan dikaryakan."
Kenapa kesetaraan perempuan sangat jelek di negara-negara muslim? Kenapa perempuan tidak boleh naik mobil di Saudi Arabia? Kenapa perempuan yang mau ke sekolah diterjang di Afghanistan (di 2008, 92 perempuan dibunuh dan 169 diluka karena mau ke sekolah)?
Untungnya, Indonesia tidak termasuk dengan negara-negara ini. Tapi Indonesia memang tidak ada hukum Islam (kecuali Aceh). Indonesia punya hukum Pancasila.
Dan saya mau berkata juga pada semua orang bahwa agama kristen tidak merugikan perempuan seperti "Dark Ages" dari awal. Ayat kunci untuk orang kristen adalah Galatia 3:28 "Jadi di antara kita saudara-saudari seiman, kita tidak pantas lagi membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan. Karena kita semua sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus Yesus." Maksudnya, di agama kristen, tidak ada dua fitrah, dan tidak harus ada perbedaan di hak antara perempuan dan laki-laki.
Terima kasih untuk membaca komen yang panjang ini. Semoga bermanfaat untuk orang yang mau mengerti masyarakat barat. Maafkan kesalahan saya :D
inspiratif,,dan riris punya pegangan yang kuat dalam masalah hijab dan rok, terus dipegang teguh ya :D.Sayang orang-orang kayak riris sedikit banget di luar ic :(
ReplyDeletehttp://hijabic.blogspot.jp/2013/07/islamic-fact-hijab-goes-in-to-fashion.html
ReplyDeleteinsyaAllah menginspirasi :D
Tidak ada yang mau membalas komen saya?
ReplyDeleteNih riris balas, Josh. Udah balik ke Indonesia atau masih di Amerika? katanya Josh disuruh datang langsung ke studio (kantor) Ustadz Felix :)
Deleteerlu diluruskan tentang jilbab agar benar-benar sesuai dengan akar kata JILBAB.
ReplyDeleteJILBAB & KERUDUNG(hijab) sangat berbeda definisnya, juga cara menggunakan dan menempatkan nya.
JILBAB :
adalah baju kurung dari pundak sampai mata kaki, lurus seperti kurung tanpa jahitan lekak- lekuk tubuh. ( mirip orang pakai mukena)
HIJAB ( kerudung )
Penutup kepala sampai pundak, hanya terlihat wajah saja, kalau perlu bercadar.
Kata Jilbab, atau hijab, yang tidak sesuai makna dan definisi hanya lah TREND MODE, dan bukan suatui bentuk keta'atan
Trims semoga bermanfaat
wowwww
ReplyDelete