‘Kalau langit nyalakan api,
Jangan biarkan ia terbakar’
Gelap,
Merah,
Membara,
Pelabuhan
malam yang mencekam
Menyelimuti
wajah-wajah suram
Menekan
paras dua ratus penggeram
Bila kau
mampu, nyalakan saja obor itu!
Biar tumpah,
bakar semua sepatu
Dasar kepala
batu!
Aku tahu jemari itu jenuh,
Aku tahu kepala itu keruh.
Tapi kalau
langitmu mulai menantang,
Badaimu siap
datang,
Asa-mu
hendak terbang,
Jangan
biarkan jiwamu hilang.
Memang,
Kau cuma
sang ilalang
Seperti yang
kau dan mereka bilang.
Tapi tegakah kau menjadi seorang pecundang,
Di hadapan Rabb-mu Yang Maha Penyayang?
Hidup itu selalu punya ruang.
Tinggal bagaimana kau mau, dan hendak
berjuang.
Querist.
Ditulis pada tanggal 6 Agustus 2012, sekitar satu tahun lalu, di asrama MAN Insan Cendekia Serpong. Terinspirasi dari kisah salah seorang teman seperjuangan yang tengah terombang-ambing. Setiap kita pasti mengalaminya; kisah yang mampu menginspirasi orang lain, mungkin, tanpa kita sadari. Maka tak ada salahnya untuk berbagi. :)
No comments:
Post a Comment