Manusia adalah makhluk
paling sempurna, katanya. Sebagai khalifah, kita dipercaya. Namun kenyataan itu
tentu tiada dapat dijadikan dalih agar berhak bersikap jumawa. Bagaimanapun,
titah Tuhan mengabarkan sebuah niscaya akan manusia yang tempatnya salah nan
lupa. Berbekalkan akal, manusia dapat jadi lebih baik dari malaikat, dan dapat
lebih buruk dari hewan manapun di dunia.
Namun kita tidak
diajarkan untuk menunggu, melainkan menerjang. Kita tidak diajarkan untuk
pasif, melainkan bergerak aktif. Kita tidak dididik untuk menjadi seorang
penyerah, melainkan seorang pejuang. Sebab manusia— sejak awalnya, kita adalah pemenang.
Maka kita, yang dititah sebagai khalifah, sekaligus dikata bersifat salah nan
lupa, berada di ranah tengah. Pada ranah itulah tugas kita untuk merayakan
kesungguhan.
Karena setiap cinta
membutuhkan ketegasan; apalagi dalam mencintai Ar-Rahman.
Jayakarta, April 2017
H-30 Ramadhan 1438 H
No comments:
Post a Comment