Aku bisa menyaksikan
berbagai macam tabiat manusia dari sini. Ada banyak fenomena yang menarik untuk
dibahas, kamu tahu? Akhir-akhir ini aku sering berkontemplasi sendirian,
merenungi hakikat berbagai macam hal. Kehidupan manusia, seringnya terlihat
seperti komedi. Meski aku tahu, jika diperjelas, akan nampak ia serupa tragedi.
Ada banyak haru-biru yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Kehidupan penuh
drama. Karena, bukankah apa yang sedang mereka jalani semata-mata memang hanya
berlakon di atas panggung sandiwara?
Tapi ada hal yang cukup
membuatku iba sekaligus berdecak kagum pada manusia. Betapa kekuatan manusia
seringnya ditentukan juga oleh tragedi-tragedi yang mereka jumpai dalam
kehidupan. Mereka akan mendapat ujian, kemudian lelah, terpuruk, menangis,
berserah. Lantas saksikanlah bahwa mereka tidak akan pernah menjadi manusia
yang sama lagi. Mereka menjelma menjadi lebih kuat. Kekuatannya mengganda,
berkembang hingga sekian. Entah berapa kali lipat.
Sebagian dari mereka
melihat orang lain hidup dalam kenyamanan, tanpa ujian yang berarti. Sebagian
yang lain memandang hidupnya menyedihkan dan penuh kesia-siaan. Kadang aku
terkekeh mendapati kenyataan semacam itu. Manusia memang unik. Bagaimana bisa
mereka begitu percaya diri? Bagaimana bisa, mereka yang berakal itu, sedemikian
sok tahu menyikapi kehidupan? Ah,
coba saja mereka bisa melihat serangkaian jejaring kausalitas antar makhluk
Tuhan. Mungkin saja sebenarnya homeostasis alam raya semesta ini nyata. Mungkin
saja ungkapan tentang roda kehidupan yang berputar memang bukan kiasan belaka. Mungkin saja, tugas manusia memang sungguh-sungguh berada pada dimensi syukur dan sabar seutuhnya. Siapa
tahu?
Mungkin bukan komedi, bukan pula tragedi. Yang jelas, dunia ini nyata fana dan tidak abadi.
Mungkin bukan komedi, bukan pula tragedi. Yang jelas, dunia ini nyata fana dan tidak abadi.
Ditulis di Kota Hujan,
beberapa hari lalu pada April 2017.
No comments:
Post a Comment