Sunday, December 20, 2015

Pergi

"Mau sampai kapan?" kamu memandangku sinis.

"Kan sudah kubilang, aku menunggu waktu yang tepat," hening sejenak.

"Kamu ini. Kita takkan bisa selamanya bersiap-siap untuk siap," kamu angkat bicara. Aku menghela nafas panjang.

"Jadi bagaimana baiknya?" tanyaku.

"Berhenti menunda-nunda lagi. Tidak perlu takut. Lakukan saja, ciptakan ketepatan waktumu sendiri,"

"..."

"Memangnya kamu mau, terus-terusan menunggu?"

"Maksudmu, aku harus pergi?"

"Kurasa iya," kamu tersenyum, kemudian melanjutkan, "tidak perlu khawatir, Tuhan kita tidak pernah menyia-nyiakan usaha setiap hamba-Nya."

Aku diam. Memandangmu, kemudian kembali menghela nafas --kali ini panjang sekali.

"Doakan aku," ujarku setelahnya.


No comments:

Post a Comment