Kautinggalkan setangkai bunga matahari, di serambi rumahku
Bunga itu telah kausiapkan sejak lama,
Bunga itu telah kausiapkan sejak lama,
bukan untuk diriku saja, tapi juga untuk yang lainnya
Tapi kau, dengan elok mengemas ia yang sederhana jadi begitu istimewa
Membuat siapa saja yang berjumpa bunga mataharimu, lantas merasa bahagia
Kemudian menjatuhkan cinta yang paling tulus sedunia-
Begitu juga dengan aku, begitu juga dengan serambi rumahku
Ia telah lama hanya bersuara, namun geraknya tiada
Hingga kau dan bunga mataharimu datang mengetuk pintu, lantas menyapa
Membuatku tertarik untuk mencoba -tidak peduli ini kali keberapa
Maka terimakasih untuk bunga matahari yang kau titipkan pada serambi ini
Meski tanpa suara, meski mungkin kau tidak menyadari
Pada suatu hari yang telah lalu, kau sering sekali bercerita
Tentang apapun
Tentang apa yang ada di dunia dan apa yang nyata dalam kehidupan
Tentang apa-apa yang indah dan tak indah -dari dirinya
Juga tentang aneka macam pelajaran dan semerbak himah,
yang menjadikan mataku terbuka dan pikirku tercerah
Kau
Kau bererita di balik pintumu.
Dengan caramu, dengan gayamu, dengan bahasamu
Kau bercerita dengan keterbukaanmu
Kapan saja aku singgah
Kapan saja kami mengetuk dan menyapa
Entah sebentar atau untuk waktu yang lama
Kau sabar, mendengarkan, dan sesekali tertawa
Kau menyampaikan
Kau mengajarkan
Kau meramaikan
Kau, dan bunga mataharimu
adalah guru.
Kautinggalkan setangkai bunga matahari, di serambi rumahku
Bunga itu telah kausiapkan sejak lama,
Aku tahu :')
Tapi kau, dengan elok mengemas ia yang sederhana jadi begitu istimewa
Membuat siapa saja yang berjumpa bunga mataharimu, lantas merasa bahagia
Kemudian menjatuhkan cinta yang paling tulus sedunia-
Begitu juga dengan aku, begitu juga dengan serambi rumahku
Ia telah lama hanya bersuara, namun geraknya tiada
Hingga kau dan bunga mataharimu datang mengetuk pintu, lantas menyapa
Membuatku tertarik untuk mencoba -tidak peduli ini kali keberapa
Maka terimakasih untuk bunga matahari yang kau titipkan pada serambi ini
Meski tanpa suara, meski mungkin kau tidak menyadari
Pada suatu hari yang telah lalu, kau sering sekali bercerita
Tentang apapun
Tentang apa yang ada di dunia dan apa yang nyata dalam kehidupan
Tentang apa-apa yang indah dan tak indah -dari dirinya
Juga tentang aneka macam pelajaran dan semerbak himah,
yang menjadikan mataku terbuka dan pikirku tercerah
Kau
Kau bererita di balik pintumu.
Dengan caramu, dengan gayamu, dengan bahasamu
Kau bercerita dengan keterbukaanmu
Kapan saja aku singgah
Kapan saja kami mengetuk dan menyapa
Entah sebentar atau untuk waktu yang lama
Kau sabar, mendengarkan, dan sesekali tertawa
Kau menyampaikan
Kau mengajarkan
Kau meramaikan
Kau, dan bunga mataharimu
adalah guru.
Kautinggalkan setangkai bunga matahari, di serambi rumahku
Bunga itu telah kausiapkan sejak lama,
bukan untuk diriku saja, tapi juga untuk yang lainnya
Pada suatu hari nanti, entah kapan
Izinkan aku kembali menjumpaimu
Izinkan kami kembali datang menghampirimu
Kala itu biar giliran kami meninggalkan sebatang bunga,
di serambi rumahmu
Pintumu mungkin berpindah
Tapi aku tahu, ia akan selalu terbuka
Masih dengan sederhananya- masih dengan sahajanya
Aku tahu :')
Untuk seorang pendidik,
dari seorang terdidik yang berterimakasih.
Terinspirasi dari sini
Melting (T.T)
ReplyDeleteMelting (T.T)
ReplyDelete