Thursday, July 3, 2014

Menertawai Janji-janji Manis Kita pada Diri Sendiri

Setiap kita pasti pernah berjanji. Mulai dari yang sebatas ucapan dalam hati, hingga yang tertulis di atas kertas bertandakan materai. Setiap kita pernah merasakan janji. Mulai dari yang terucap sederhana di bawah pohon jambu hingga yang terikrarkan lantang di hadapan banyak orang. Entah itu diri kita yang berperan menjadi sosok utama, ataukah kita yang menjadi penonton diluar layar.

Dari sekian banyak janji yang kita buat, maka yang paling istimewa sebenarnya adalah janji pada diri sendiri. Karena baik disadari atau tidak, diri kita memiliki hak penuh atas tertunaikan atau tidaknya janji tersebut. Tidak seperti janji pada pihak lain yang bisa dituntut dan tidak terelakkan, janji pada diri sendiri lebih loyal dan bersahabat. Kemudian tentu saja, lebih sulit untuk dilunasi.

Maka sesekali tengadahkan wajah ke angkasa. Kemudian tertunduklah menatap bumi. Mungkin ada baiknya kita megevaluasi diri? Mengingat-ingat daftar janji yang telah terpatri namun tak menetap di hati. Tentang janji tuk perbaiki pribadi,  janji kesungguhan tuk gapai mimpi. Soal janji tiada lagi kata ‘nanti’, tentang janji-janji manis kita pada diri sendiri.

Maka kita boleh tersenyum, boleh menertawakan diri sendiri, 
Ketika pada suatu waktu melihat ukiran kita sendiri tentang janji;

Promises are Promises
Janji adalah Janji


Dan pada kenyataannya kini
Diri masih merindu janji agar terpatri di hati.

Berbahagialah
Sejauh kita tak lupa meyakini
Bahwa janji Tuhan adalah pasti.

No comments:

Post a Comment