Monday, July 21, 2014

Berharap itu Bukan Pilihan, Melainkan Keharusan

TAUBAT

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!

Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!

Jika engkau belum mampu berdo'a dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan do'amu
Yang kering, munafik, dan tanpa keyakinan;
Karena Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata uang palsumu

Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya,
Wahai pejalan!

Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
Ayolah datang, dan datanglah lagi!

Karena Tuhan telah berfirman :

"Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk kedalam jurang,
ingatlah terus kepadaKu, karena akulah jalan itu."

-Jalaluddin Rumi-

Pertama kali membaca syair di atas, tertera di buku salah satu mata pelajaran agama ketika saya bersekolah di Madrasah Aliyah. Seketika, saya amazed sekali. Mengingatkan, bahwa ada perbedaan mendasar antara Pencipta dengan yang dicipta. Ketika kita berbuat salah pada manusia, boleh jadi luka yang kita toreh akan tetap ada meski lisan bilang telah memaafkan. Maafnya terbatas. Tidak sempurna. Sementara Allah, Yang Maha Memaafkan. Yang Maha Memberi Jalan. Yang Maha Bijaksana. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik mutlak kesempurnaan. Jika tangan kita menengadah, memohon ampun dengan segenap ketulusan, Allah akan mengampuni. Dan tidak seperti luka hati manusia yang beberkas, maafnya Allah tiada bersyarat.

“Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau memohon dan mengharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosa-dosamu yang lalu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu sampai ke awan langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa-dosa sepenuh bumi dan kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, niscaya Aku datangkan utukmu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata: hadits ini hasan)

Benar lah, pepatah yang mengatakan, "Berharap pada selain Allah hanya akan berujung kecewa". Mana ada manusia yang memaafkan tanpa syarat. Tanpa ingat sekecilpun salah yang kita perbuat. Tanpa peduli apa yang telah kita lakukan sebelumnya. Cuma Allah yang se-sosweet itu, kan? :)

Selain itu, kita juga diingatkan, bahwa dalam kamus seorang muslim, nggak ada yang namanya berputus asa dalam meraih rahmat Allah. 

Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat” 
[Al Hijr:56]

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Az Zumar:53]

"... Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.
(QS. Yusuf: 87)

Lihat? betapa putus asa sangat dibenci oleh Allah. Jadi, sejelek apapun track record kita, seburuk apapun pola-tingkah yang telah kita perbuat, itu nggak bisa jadi alasan untuk berhenti berharap. See?


Ingat satu hal lagi,
Janji Allah itu Pasti

Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi. (QS 40:55)


Dan tentu, semua itu juga nggak bisa kita jadikan alasan untuk main-main. Allah Maha Tahu segala isi hati hamba-Nya. Dia tahu setiap niat, tahu setiap jalan fiikiran yang terlintas di kepala kita. Dia tahu mana taubat yang tulus, mana taubat yang hanya jadi penghias lisan. Semoga kita selalu dalam dekap hangatNya. Allahumma aamiin... :)

No comments:

Post a Comment