Sebodoh-bodohnya manusia adalah
ia yang tidak menyadari bahwa dirinya dicintai. Seperti kamu. Kok bisa sih,
kamu tidak sadar-sadar juga? Aneh sekali. Padahal energi cinta yang dikirimkan
kepadamu sudah begitu besar. Padahal, pengekspresian cinta itu sudah begitu
konkret. Jelas lagi nyata. Lalu kamu masih juga asyik sendiri. Jangankan
menoleh, sadar saja -sepertinya kamu masih jauh dari kata itu.
Maaf kalau aku bilang, bahwa kamu
tengah mengalami kondisi terbodoh sebagai manusia. Ya, kamu bodoh. Dalam artian
sesungguhnya. Bagaimana bisa kamu masih bertanya-tanya, menyangsikan, bahkan
tidak yakin? Padahal, ketulusan itu telah lama mengirimimu kekuatan dahsyat.
Padahal cinta itu sudah terang sekali terlihat. Orang-orang di sekitarmu saja
tahu. Bagaimana bisa kamu justru tidak mengetahuinya?
Atau mungkin kamu pura-pura tidak
tahu. Jangan-jangan malah tidak mau tahu? Miris sekali.
Ya tidak apa-apa, sih. Toh yang
mencintaimu sama sekali tidak keberatan. Beruntung, kamu dicintai secara tulus.
Jadi kebaikan itu tetap tercurah padamu meski kamu sungguh acuh tak acuh. Hanya
saja, biar aku kabarkan ya, sebenarnya kamu yang sedang kerugian. Rugi sekali
menyia-nyiakan curahan cinta yang tumpah kepadamu. Apalagi yang setulus dan
seindah itu. Sebelum kamu menangis-nangis dan menyesal nantinya, lebih baik
segera menoleh. Segeralah sadar.
Ada yang menunggumu. Yang tidak
pernah pergi meski sering kamu acuhkan. Yang akan selalu menerimamu apa adanya
dengan lapang, dan tidak mengharapkan balasan apa-apa. Yang tidak peduli latar
belakangmu apa, statusmu, penampilanmu, jabatanmu, profesimu, namamu bahkan.
Tidak peduli. Lalu kamu masih juga mengejar yang lain? Aduh, kamu sungguh-sungguh
bodoh kuadrat. Sekali lagi aku ingatkan ya, lekaslah sadar. Jangan mau jadi
manusia bodoh seutuhnya.
No comments:
Post a Comment