Hati begitu sensitif. Penjagaannya membutuhkan usaha ekstra. Pekerjaan hati, ia adalah pekerjaan universal. Ingat hadits Rasulullah tentang niat? bahwa segala amal perbuatan tergantung pada niatnya. Bukankah itu pekerjaan hati?
Dan hati, ia mudah sekali berbolak-balik. Maka kita diajarkan untuk memohon pada Allah, agar hati kita ditetapkan pada agama-Nya. Bahkan ulama terdahulu pun mengatakan, tiada yang lebih membuatnya sibuk kecuali menjaga niat; menjaga hati.
Ustadz Abdullah Gymnasiar dalam salah satu ceramahnya menyampaikan perihal bagaimana membersihkan hati. Adalah sebagai beriikut:
1. Menghujam kesadaran dan tekad, bahwa prioritas hidup adalah
ketegakan tauhid di hati. Jangan lakukan apapun yang membuat hati busuk,
lakukan apapun yang membuat hati bersih. Semua ada prioritasnya. Penggunaan
waktu hanya akan efektif dengan adanya prioritas. Tanpa itu, lewat.
2. Mati-matian luangkan waktu lebih banyak untuk tafakkur
membongkar dosa-dosa. Tanya pada orang-orang terdekat yang tahu persis kelakuan
kita. Datang kepada guru, para ulama yang bersih hatinya yang tahu kelakukan
kita. Persis seperti kita datang ke laboratorium untuk general check up.
Luangkan waktu, tenaga, fikiran, biaya. Periksa! Kalau sudah ketemu berbagai
penyakit, luangkan waktu, taubat! Harus tahu, mau, dan habis-habisan. Seperti orang
yang terkena penyakit kanker, mau di kemoterapi, opname, infus, operasi, apapun. Sesakit apapun,
karena mau sembuh. Itulah taubat. Jadi taubat bukan hanya astaghfirullahaladziim,
tapi ialah proses kegigihan mencari tahu kekurangan dan benar-benar mohon
ampunan.
3. Jauhi maksiat. Kalau sudah mulai mau bersih hati, kita
harus mau disiplin. Mata, tidak halal, palingkan. Berteman dengan seseorang yang mengganggu iman, jaga jarak. Makanan tidak halal, shaum. Harus punya kedisiplinan kuat untuk tidak menodai diri kita. Lihat tv, acara tidak baik, matikan. Liat internet, ngerusak, tutup. Harus ada kedisiplinan. Menghisap rokok,
membuang waktu, menghabiskan uang, harta, padamkan. Hijrah! semakin baik kekuatan kita
menjauhi kemaksiatan dan kesia-siaan, makin cemerlang hati ini.
4. Tingkatkan taat. Shalat tepat waktu, usahakan jamaah di
masjid. Shalat shubuh berjamaah itu dinilai shalat sepanjang malam. Malam,
tahajud! Dan tidak perlu diumumkan ke siapapun perubahan itu. Baca qur’an,
dzikir diperbanyak, sedekahkan apa saja amal saleh. Lihat nanti rasanya. Tiba-tiba
makin terbuka hati. Rezeki, makin mudah akan kita rasakan. Kalaupun bukan yang kita harapkan berupa materi, tapi ketenangan, kenyamanan, kelapangan.
5. Yang terakhir
adalah, tebarkan manfaat. Dimanapun kita ada, lakukan sesuatu. Apapun. Walaupun hanya menyingirkan duri dari jalan. Lakukan amal
saleh dan tanpa pamrih. Setiap kebaikan yang kita lakukan, pasti akan ada balasan
dari Allah tanpa harus kita tunggu, tanpa harus kita ingatkan. Lakukan saja. Kalau
murni kita lakukan untuk dekat dengan Allah, ingat janji Allah. Dan barang
siapa sungguh-sungguh, Allah akan lebih sungguh-sungguh menunjukkan jalannya.
"Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati".
-Rasulullah Muhammad (shallallahu 'alaihi wa sallam)-
|
Asy-Syifa |