Sunday, November 30, 2014

Kemarau. Kering. Gersang.

Kemarau. Kering. Gersang. Dedaunan terbang terhempas angin. Berlarian. Sesekali menyapa pelipismu. Sesekali menubruk kepalamu. Sesekali berputaran di sekitar kakimu.

Kemarau. Kering. Gersang. Gerak udara tega menamparmu. Memakimu lembut. Menghantarkan partikel debu mengunjungi tubuhmu. Pakaianmu. Matamu.

Kemarau. Kering. Gersang. Segersang hatimu. Sekering jiwamu. Kemarau melandamu. Tidak apa-apa, setiap orang pernah atau kelak akan pernah mengalaminya. Kehausan.

Kemarau. Kering. Gersang. Kau kehausan. Sayang, sekadar iklan minuman penyejuk takkan mampu membantumu. Imajinasi takkan pernah mampu menghapus kemaraumu. Sampai kapanpun iklan hanyalah iklan. Sejenak, kemudian pergi meninggalkan haus yang sama.

Kemarau. Kering. Gersang. Kau iba pada diri sendiri. Merasa kasihan. Mungkin tak lama lagi kau akan mati, begitu fikirmu. Kau merindukan air. Merindukan kerongkonganmu dihibur kesejukannya. Mendambakan hujan yang mengguyur habis tumpukan debu permukaan tubuhmu.

Kemarau. Kering. Gersang. Dedaunan terbang terhempas angin. Berlarian. Kau bertanya, kapankah hujan turun? Tidakkah ia lelah di atas sana? Atau paling tidak, tidakkah ia bosan melihatmu sibuk kesana-kemari. Mondar-mandir mencari mata air. Kehausan.

Kemarau. Kering. Gersang. Kau iba pada hatimu. Bahkan airmata pun enggan hadir meski setetes. Menangis tanpa suara. Tanpa air mata. Dirimu bahkan terlihat menyedihkan sekali. Kering hingga pada akarnya. Hingga pada bagian terdalamnya.

Kemarau. Kering. Gersang. Kau rasakan haus itu semakin menyiksa. Betapa kemarau melahap habis dan membuatmu jadi kering kerontang.  Tapi kumohon dengarkan aku. Amati tiap partikel debu yang menyapamu. Nikmati tiap kegersangan yang melandamu. Hayati setiap kering yang kau alami.

Kemarau. Kering. Gersang. Tidak apa-apa, kau bukan satu-satunya di dunia. Maka camkan perkataanku. Kau harus tahu. Hujan selalu datang tepat waktu. Tuhan takkan pernah alpa menjagamu. Hujan akan datang sesuai titah Tuhanmu.


Gambar diambil dari google.com


4 comments:

  1. Tagnya "syair". Tapi... bukannya syair bersajak a-a-a-a?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin setiap orang punya definisi 'syair'nya masing-masing, Ka.
      Emang kalau di teori ini namanya apa? prosa?

      Delete
  2. Lho? Definisi syair yang mencantumkan "berakhiran bunyi yang sama" itu definisi dari KBBI. http://kbbi.web.id/syair

    Mengenai apakah tulisan ini puisi atau prosa, mungkin bisa dinilai dengan ciri-ciri puisi yang mensyaratkan adanya keterikatan dalam irama, rima, dan matra. (Lagi, definisi dari KBBI)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, maksudnya teori itu berarti KBBI atau semacamnya. Makasih Ka Gian

      Delete