Kemarau. Kering. Gersang. Dedaunan terbang terhempas angin. Berlarian.
Sesekali menyapa pelipismu. Sesekali menubruk kepalamu. Sesekali berputaran di
sekitar kakimu.
Kemarau. Kering. Gersang. Gerak udara tega menamparmu. Memakimu
lembut. Menghantarkan partikel debu mengunjungi tubuhmu. Pakaianmu. Matamu.
Kemarau. Kering. Gersang. Segersang hatimu. Sekering jiwamu.
Kemarau melandamu. Tidak apa-apa, setiap orang pernah atau kelak akan pernah
mengalaminya. Kehausan.
Kemarau. Kering. Gersang. Kau kehausan. Sayang, sekadar
iklan minuman penyejuk takkan mampu membantumu. Imajinasi takkan pernah mampu
menghapus kemaraumu. Sampai kapanpun iklan hanyalah iklan. Sejenak, kemudian
pergi meninggalkan haus yang sama.
Kemarau. Kering. Gersang. Kau iba pada diri sendiri. Merasa
kasihan. Mungkin tak lama lagi kau akan mati, begitu fikirmu. Kau merindukan
air. Merindukan kerongkonganmu dihibur kesejukannya. Mendambakan hujan yang
mengguyur habis tumpukan debu permukaan tubuhmu.
Kemarau. Kering. Gersang. Dedaunan terbang terhempas angin.
Berlarian. Kau bertanya, kapankah hujan turun? Tidakkah ia lelah di atas sana? Atau
paling tidak, tidakkah ia bosan melihatmu sibuk kesana-kemari. Mondar-mandir mencari mata
air. Kehausan.
Kemarau. Kering. Gersang. Kau iba pada hatimu. Bahkan
airmata pun enggan hadir meski setetes. Menangis tanpa suara. Tanpa air mata. Dirimu bahkan terlihat menyedihkan sekali. Kering hingga pada akarnya. Hingga pada bagian terdalamnya.
Kemarau. Kering. Gersang. Kau rasakan haus itu semakin menyiksa. Betapa kemarau melahap habis dan membuatmu jadi kering kerontang. Tapi
kumohon dengarkan aku. Amati tiap partikel debu yang menyapamu. Nikmati tiap
kegersangan yang melandamu. Hayati setiap kering yang kau alami.
Kemarau. Kering. Gersang. Tidak apa-apa, kau bukan
satu-satunya di dunia. Maka camkan perkataanku. Kau harus tahu. Hujan
selalu datang tepat waktu. Tuhan takkan pernah alpa menjagamu. Hujan akan datang sesuai titah Tuhanmu.
Gambar diambil dari google.com |
Tagnya "syair". Tapi... bukannya syair bersajak a-a-a-a?
ReplyDeleteMungkin setiap orang punya definisi 'syair'nya masing-masing, Ka.
DeleteEmang kalau di teori ini namanya apa? prosa?
Lho? Definisi syair yang mencantumkan "berakhiran bunyi yang sama" itu definisi dari KBBI. http://kbbi.web.id/syair
ReplyDeleteMengenai apakah tulisan ini puisi atau prosa, mungkin bisa dinilai dengan ciri-ciri puisi yang mensyaratkan adanya keterikatan dalam irama, rima, dan matra. (Lagi, definisi dari KBBI)
Iya, maksudnya teori itu berarti KBBI atau semacamnya. Makasih Ka Gian
Delete