Kawan, masih hangat dalam
ingatanku, tentang hari-hari gerimis kita. Ketika fikiran kita begitu
sederhana; percaya bahwa hujan mampu mereset ulang isi kepala yang belakangan
kusut tak terkira. Masih jelas dalam memoriku, perbincangan kita yang memecah
dunia. Pagi-siang-sore-malam itu, ketika hujan turun rintik-rintik, ketika
gerimis membasahi, ketika bumi kita dibasuh derasnya air langit, saat waktu
tahu-tahu seakan terhenti. Menyisakan potongan-potongan memori untuk
masa depan, menghapus kerumitan isi
kepala kita seketika, --sejenak setelah kita memanjatkan puji pada Sang Kuasa,
setelah kita menyisipkan doa dalam hati masing-masing. Kita tersenyum
memandangi tetes kepingan awan. Sampai
saat ini pun, aku masih percaya akan keajaiban itu.
Dan kita hanya salah dua dari miliaran manusia yang merasakan hal sama,
pada momen-momen tersebut. :)
No comments:
Post a Comment