Wednesday, April 20, 2016

Yang Baik yang Dijatuh-cintai


Manusia mudah jatuh cinta pada seseorang yang berbuat baik pada dirinya. Bukankah itu sudah jadi rahasia umum?

Seberapa pun disangkal, tapi itulah kenyataannya. Kita selalu memiliki rasa bahagia ketika dipedulikan, ketika diperhatikan, ketika diistimewakan.

Anehnya, tidak sedikit manusia yang tidak menyadari kebaikan paling hakiki. Rasanya kok jatuh cinta kepada-Nya seakan butuh usaha lebih. Abstrak, begitu kata sebagian orang.

Padahal ekspresi cinta-Nya sudah jelas lagi nyata. Kasih sayang apa adanya, tanpa pencitraan, tulus, melimpah, semerbak, memberdayakan, dan tentu saja: romantis. "Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati" (Al Mulk: 13)

Dia bahkan mempersilakan kita curhat sepuasnya. Boleh dalam diam, boleh dilisankan. Suka-suka kita. Sementara Dia selalu tahu. Selalu mengerti.

Bukanlah mata yang buta, melainkan hati. Maka pengelihatan yang sejati terletak di hati. Cukup jeli kah hati kita menangkap sinyal kebaikan dari-Nya? Adakah kesadaran dari kita, betapa Dia sungguh-sungguh cinta?

***

Sementara kadang diri kita sangsi. Adakah hati menyimpan cinta untuk-Nya?

Lalu ketika rindu melanda, baru terasa. Oh, mungkin ini namanya memang cinta.

Kemudian akal kembali bertanya, "Sungguh? jangan-jangan cuma rindu dan cinta jika ada maunya saja, jika sedang terdesak dunia!"

"Jika hambaKu bertanya tentang Aku, maka katakanlah bahwa sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa siapa yang berdoa kepadaKu"

Maka saatnya kita berdoa, "Ya Allah, jatuhkanlah cinta kami kepadaMu saja. Jadikan hati kami menjadi hati yang selalu merinduMu."

No comments:

Post a Comment