Monday, March 14, 2016

Pemaksaan

Assalamu’alaikum, pembacaku yang baik ^^ bagaimana kabarmu? Sudah lama ya, kita tidak saling menyapa satu sama lain. Semoga kamu tidak kekurangan sesuatu apapun. Semoga kamu baik-baik saja. Aku tidak tahu pasti, apa yang tengah kamu alami dalam hidupmu. Lagipula bagaimana aku bisa tahu, sementara kamu tidak pernah mengabarkannya padaku. Tapi kali ini, aku ingin mengajakmu kembali menghidupkan semangat kepercayaan. Semangat keyakinan, bahwa alam semesta ini mendukung setiap kebaikan yang hendak kita perjuangkan. Iya, benar sekali! Sudah lama bukan, kita tidak saling menyemangati?

Yang membuat diri kita lelah, sebenarnya adalah diri kita sendiri. Kita terlalu bergantung pada diri sendiri. Terlalu mudah mengatakan tidak mungkin atau tidak bisa, karena kita menyandarkannya pada –sekali lagi, diri kita sendiri. Hal itu membuat kita terlalu mudah mengeluh dan putus asa, terlalu mudah untuk mundur dan berhenti berjuang. Padahal sudah jelas bawa diri kita terlalu lemah. Maka wajar kalau sumbu semangatnya mudah hangus terbakar dan habis jika kita masih hobi sekali bergantung pada diri sendiri (baca: apalagi bergantung pada orang lain). 

Maka sebaik-baik pilihan bergantung dan menaruh harapan, sungguh bukan diri kita, melainkan Sang Pencipta. Tidak ada yang tidak mungkin, bukan? Bukankah dunia ini adalah ciptaan-Nya? Dan Dia, dengan segenap ke-Mahakuasaan-Nya, dapat melakukan apapun. Dapat menjadikan segala sesuatu menjadi mungkin. Tugas kita sungguh-sungguh hanya taat dan mengupayakan yang terbaik. Aku fikir, tidak ada yang lebih keren dari usaha sungguh-sungguh yang disertai keyakinan dan keberpasrahan penuh pada Pemilik Alam Semesta. Setuju? :))

Omong-omong, aku sungguh menyayangimu.

Jadi aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus setuju. ;D

Iya, ini pemaksaan. Aku serius.

No comments:

Post a Comment