"Ummi, kenapa kita tidak boleh makan dan minum pakai tangan kiri?" Amira menyergap ibunya dari belakang.
"Karena yang Rasulullah contohkan, adalah dengan menggunakan tangan kanan, Sayang,"
"Loh kok Ummi jawabnya gitu. Kalau itu sih Amira juga tahu, Mi. Kenapa kita harus shalat, kenapa kita harus berzakat, ya karena Rasulullah mengajarkannya seperti itu," komentar Amira kecewa.
"Anak Ummi semakin cerdas ya shalihah. Lalu Amira maunya jawaban yang seperti apa?"
"Yang keren-keren, Ummii.. seperti.. kenapa kita nggak boleh makan daging babi? karena hewan itu banyak penyakitnya dan ga baik untuk kesehatan," Amira bertolak pinggang. Lalu tubuhnya diangkat oleh sang ibu.
"Dengarkan Ummi ya.. begini. Alasan kenapa kita melakukan atau tidak melakukan sesuatu, itu karena Allah saja. Karena sunnah Rasulullah," perempuan itu mencium pipi anaknya, "Kalau soal alasan yang Amira bilang keren, itu sih semata hikmah dari syariatnya Allah," mendengar uraian ibunya, Amira geleng kepala tanda tidak mengerti.
"Gimana sih Mi maksudnya?" dahinya mengkerut.
"Hihi, pokoknya, Ummi mau Amira menjalani hidup berlandaskan ibadah sama Allah. Bukan dengan logika semata,"
"Logika itu apa, Mi?" mendengar pertanyaan polos Amira, yang ditanyai tersenyum seraya memeluk buah hatinya.
"Kita tunggu Abi pulang ya. Nanti tanya Abi sama-sama Ummi," Perempuan itu tertawa kecil lantas mencium pipi Amira.
"Yaaah Ummiii...."
__________________
Betapa banyak dari kita yang hari ini lupa, lantas asyik mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu tanpa sadar menghadirkan penyimpangan-penyimpangan yang bertuhankan logika.
Padahal alasan paling jelas mengapa kita shalat, mengapa kita zakat, mengapa kita puasa, atau mengapa2 yang lain, bukan karena untuk menjaga kesehatan, bukan karena untuk menjaga kestabilan ekonomi. Bukan, melainkan karena Allah mensyariatkan demikian.
Kalau IPTEK yang jadi kiblatnya secara mutlak, tidak heran besok lusa bisa saja shalat diganti yoga atau meditasi. Naudzubillahi min dzaalik.
Bedakan antara alasan dengan hikmah ya Bung, Non.
Allahu a'lam.