Seutas udara dipilin
dibawa terbang
ditaruh harap.
Seraya redup terang lilin
kembali pulang
terkesiap.
Berkedip.
Gemericik.
Pada hari kutilang bernyanyi-
tatapku bisa jadi tiada lagi,
jemariku bisa jadi tak menari lagi.
Tapi kata dari jiwa-
tumpahan hati berupa aksara-
akan hidup menjelma nyata.
Ada.
Tiada.
Manusia.
Kota Hujan, 4 September 2015
No comments:
Post a Comment