"Dari sekian banyak manusia yang hidup di bumi, kita lantas bertemu. Tidakkah itu ajaib?" katamu.
"Bukankah itu justru biasa-biasa saja? adalah hal yang sangat masuk akal, jika bumi yang disesaki manusia ini membuat dua diantaranya bertemu," kataku.
Mendengarnya, kamu tertawa.
"Kamu," ujarmu padaku, "kapan berhenti menggunakan logika secara berlebihan?"
"Aku serius. Ajaib itu milik kisah Adam dan Hawa. Bumi tanpa manusia -lalu mereka bertemu. Adapun kita, kalau aku tidak menjumpaimu ataupun sebaliknya, masing-masing kita akan tetap berpapasan dengan manusia lain." mendengarku, kamu geleng-geleng kepala.
"Bukan. Mereka bukan bertemu."
"Tapi?"
"Tapi dipertemukan. Dan kita juga begitu," kali ini senyum simpul menghiasi wajahmu.
Ah, sebenarnya aku tahu isi kepalamu -kadang-kadang. Dari sekian banyak manusia yang ada di bumi, kenapa Tuhan menjadikan kisah kita saling bersinggungan? kenapa kamu dipertemukan denganku, dan juga sebaliknya? Kenapa kamu atau aku tidak bertemu -dalam artian yang lebih sakral- dengan orang lain saja? kenapa akhirnya adalah kita? bukankah Tuhan memiliki skenario? Tidakkah itu ajaib?
Begitu, kan? kamu sejak dulu selalu mampu membuatku kagum. Kalau nanti putri kecil kita lahir, ajarkanlah padanya tentang itu. Bagaimana menjadi perempuan yang pandai mengatur kata-katanya, pandai menjaga lisannya, pandai menggunakan perasaannya, pandai membaca pembelajaran dari Tuhannya. Tenang saja, aku takkan membiarkanmu sendiri. Tentu aku turut serta dalam mendidik ia yang kita cinta. Hanya saja aku tahu, belai tanganmu tentu tak sebanding dengan sentuh kasar milikku.
Ah, sebenarnya aku tahu isi kepalamu -kadang-kadang. Tapi entah bagaimana lisanku memang tidak selihai lisanmu dalam mengungkapkan.
**
Foto diambil dari puncak Sikunir, Dieng, pada Agustus 2015. Tulisan ini terinspirasi dari kisah Bapak di Banjarnegara. Kisah yang kaya akan hikmah dan pelajaran hidup yang menghidupkan. Kami berjumpa dengan beliau tanpa ada unsur kesengajaan pribadi (namun boleh kau katakan ialah kesengajaan Tuhan -skenario Allah Azza wa Jalla- mempertemukan kami dengannya). Mungkin sewaktu-waktu, kisah pelajaran yang dibagikan oleh Bapak akan kami tulis di ruang berbeda. :)