Saturday, August 2, 2014

HalteKehidupan #32

Jadi, ini adalah edisi HalteKehidupan. Saya awali dengan 32, karena beberapa minggu lalu, seorang kawan dari Insan Cendekia berkunjung ke 32, kemudian kami berfoto di sekolah masa tsanawiyah saya ini. Sejujurnya, itu adalah momen pertama saya berfoto dengan logo 32 di tengah-tepi lapangan kami. :)

**

"Hidup adalah pilihan.
Jadilah manusia yang berkarakter dalam setiap pilihannya."

-Pak Nurul Huda-

**

MTsN 32 yang awalnya merupakan MTsN 13 gedung II, adalah tempat saya mengenyam bangku sekolah menengah pertama. Sekolah ini adalah tempat pertama saya berorganisasi secara utuh, meski jujur, masih jauh dari organisasi yang terorganisirasi. :) Tapi jelas memberikan saya pemahaman bahwa hidup ternyata tidak semulus jalan tol :D. Ada begitu banyak karakter yang dijumpai, dan itu benar-benar belum seberapa. Setidaknya melalui organisasi formal, saya mulai terdidik untuk mengurusi diri sendiri sebelum mengurusi orang lain. Sebagai sosok yang sangat menikmati peran behind the scene, saya dituntut untuk sedikit  demi sedikit muncul ke permukaan, berhadapan dengan banyak orang. Masih ingat sekali, pertama kali saya berorasi (kalau itu layak disebut orasi, karena faktanya hanya omongan ringan di bawah atap mushola kami) hanya ada satu orang kakak kelas yang secara terang-terangan mengapresiasi. Beliau bertepuk tangan kecil di tengah-tengah hadirin. Kak, mungkin sewaktu-waktu kau akan mendapatiku mengetuk pintu rumahmu lantas mengucapkan terimakasih. :D

Tempat ini juga menjadi saksi 'kebandelan' saya. Mulai dari keluar kelas dengan alasan mengadakan rapat (poin cemerlangnya adalah, ketua OSIS kami adalah teman sebangku saya selama tiga tahun, dan saya adalah wakilnya, :D) saya dan Titin (nama si ketua OSIS) berhadap-hadapan, saling pandang di tengah kejenuhan belajar Matematika, kemudian "rapat yuk, gimana kalo kita rapat aja, ngurusin blablabla..." dan tidak lama, kami mengudara melalui pengeras suara sekolah; minta pengurus OSIS segera ke mushola buat rapat. Saya juga senang manjat pohon ceri di halaman belakang sekolah. Sampai pernah diteriakin sama mantan tukang cimol (sekarang jualan jus) supaya turun "cewek kok manjat pohon Riiis! turun!", Juga yang sangat favorit, hujan-hujanan dalam setiap kesempatan yang memungkinkan (bahkan saya tidak segan-segan membawa pakaian ganti dengan niat main hujan-hujanan di sekolah. Kalau dirumah kan nanti ketahuan. Begitu fikir saya. Hhe). Waktu kelas delapan, saya jadi pelopor main kartu UNO bareng kawan sekelas sampai kami dihukum bersihin WC satu sekolah sama pak kepsek (Bapak Nurul Huda, semoga selalu dalam lindungan Allah :) ), telat setiap hari Sabtu untuk ikut Pedalaman Materi yang diisi kakak alumni, sampai urusan tugas karya tulis Bahasa Indonesia yang bahkan sampai sekarang tidak diselesaikan meski katanya itu syarat kelulusan. (Ini jelas bukan contoh yang baik, Bukan untuk ditiru. Jangan coba-coba ditiru.)

Tapi di atas itu semua, disini saya belajar untuk memahami orang lain, belajar untuk meningkatkan kepekaan saya yang (mungkin) terbilang keterlaluan. Selain itu, saya juga belajar tentang bagaimana sosok seorang ibu yang selalu merindukan anaknya pulang. Bahwa ternyata, wujud kasih sayang manusia tidak sederhana, meski kebersamaan yang membangunnya begitu-teramat-sangat sederhana. Allah juga memberikan saya kemudahan untuk belajar mengatur pola fikir, bagaimana harus berfikir positif, dan fakta bahwa isi kepala sangat berpengaruh pada fisik secara nyata. Sick mind --> sick body sebaliknya, fikiran yang sehat akan menyehatkan fisik. Disini juga, saya belajar untuk menaruh cita dan mimpi -bersama teman-teman-. Menjadikan hal-hal kecil sebagai objek observasi. Meributkan persoalan sehari-hari untuk dijadikan bahan perbincangan yang dikemas jadi beraroma ilmiah. (Saya masih ingat perbincangan dengan kawan-kawan mulai dari solenoida dan gulungan kawat sampai urusan cicak mati karena selotip). Juga, hal yang sangat penting. Saya belajar tentang makna kejujuran, ketekunan, dan ketulusan. Mungkin sewaktu-waktu, akan saya ceritakan mengapa, bagaimana demikian. :D


Official Web Page MTsN 32 Jakarta bisa dilihat disini. :)

2 comments:

  1. ngomongin halte, jadi inget perumpamaan hidup seperti bis yg dulu dibilangin sama Pak Away ris, hehe

    ReplyDelete